POLISI, TILANG, dan SUAP

11/08/2015 To Live, To Travel 0 Comments

POLISI adalah :

1. Aparat Keamanan Indonesia
2. Seseorang/ sekelompok orang berseragam yang sering sekali dihindari para pelanggar lalu lintas
3. Sebuah profesi yang lumayan sering mendapat 'umpatan' dari orang yang ditilang


Kita adalah :

Orang yang sering mengumpat, menyumpahi, mengutuk, memaki dan MENYOGOK Polisi tersebut.

ada yang tidak setuju  dengan kalimat diatas ?
Mari kita bahas sedikit tentang polemik yang sudah menjadi semacam budaya di masyarakat Indonesia.
Anda tentu pernah mendengar kutipan berikut 'Tidak ada manusia yang sempurna' , '(Bisa) karena biasa'.
Penyogokan atau penyuapan atau pemberian uang terhadap Polisi adalah hal yang (biasa) dikalangan masyarakat saat ini. Apa penyebab kita menyogok mereka ? Karena kita melakukan sebuah pelanggaran Mengapa kita menyoogok ? Karena kita tidak ingin repot mengikuti prosedur yang seharusnya.
Apa yang kita inginkan ? KITA INGIN MEREKA BERUBAH.

Ini agak sulit. Karena apa ? Karena salah satu kunci perubahan mereka adalah KITA, yang membiasakan penyogokan itu terjadi. Beberapa minggu yang lalu, terjadi pembicaraan singkat antara saya dan salah seorang teman saya yang baru saja ditilang Polisi karena dia melakukan pelanggaran dengan tidak menyalakan lampu motornya. Sesampainya dikantor, teman saya mengomel, marah-marah dengan penuh emosi. Berikut saya rangkum percakapan singkatnya.

Saya : Kamu kenapa ?
Teman : Aku kesal. Aku ditilang tadi.
Saya : Kenapa ?
Teman : Karena aku tidak menyalakan lampu.
Saya : Lalu?
Teman : Lalu Polisi tersebut mengeluarkan surat tilang. Tapi aku bilang, " Saya tidak punya waktu untuk ke Pengadilan, selesaikan ditempat saja pak". Dan saya pun memberikan sejumlah uang ke Polisi itu.

Cermati dengan baik tulisan yang saya highlight , sebuh emosi yang bersumber dari kelakuan kita sendiri. Bukankah seharusnya kita malu atas kelakuan kita yang seperti itu ? Jangan pernah mengumpat, menghina, mengutuk Polisi karena kita yang membuat mereka menjadi seperti itu. Be a smart people. Kita bisa merubah kebiasaan ini dan semua dimulai dari diri kita. Ayo, ikuti prosedur yang berlaku, keburukan yang sudah terlanjur terjadi, bisa menjadi sebuah kebaikan.

Note: Tulisan ini bukan semata-mata karena saya besar dari kerja keras seorang Polisi, tapi saya hanya ingin membuka pikiran kita, untuk Indonesia yang lebih baik. Nobody's perfect. Semoga bermanfaat.

Salam,



0 komentar:

Kota Tua Jakarta (old city of Jakarta)

9/21/2015 To Live, To Travel 0 Comments

Hi guys,
Let me introduce you to place your can visit in Jakarta...  Kota Tua (old city).

Old city has many place to visit, such as museum, Batavia cafe, post office,sunda kelapa harbour.. 
You can visit them from early morning till morning comes.. 
You can find a group who playing traditional music from java, and modern music like pop or reige..  Not only music, you can see a performance from 'panthonim', magic, and you can take a picture with a people who act like a Spider-Man, Dora, and much more.

You don't need to spend too much money to show those entertain...  You just need to give them how much you want to give.. 

You can also enjoy the old building by walking around the old city, or you can rental a bicycle to around it. 

0 komentar:

Trip To Pahawang Island.... Another great island from Indonesia

8/06/2015 To Live, To Travel 0 Comments

    It's nice to know that Indonesia has another great Island called Pahawang in Bandar Lampur, Sumatera.
Our trip started from Jakarta. From jakarta we should reach Merak as our meeting point with travel agent. It takes about 3hours to get Merak port from Senayan to Bakauheni bunder before get pahawang island, Jakarta by private car. You can also use public transportation to get Merak from Rambutan station. You can find many Bus to get Merak from Rambutan.
Finally, after about 3 hours we arrived at Merak and now waiting for PIC for our trip to Bakauheni. 

Ok, at 12 Pm holiday is started. We had enter a ship (big ship)  and took a place to sit and we should paid again. we should pay about Rp.10.000,- or about $1 US for each person.

Yippi, after 2 hours we were here.................. Bakauheni bunder .. one step closer to Pahawang.
Once we arrived at Bakauheni, our rental car already waiting for us and ready to deliver us to port to get Pahawang. 

Again and again, no pain no gain... We should take 3 hours to get a port by car before continuing by ship to really get Pahawang island. 
After reach a last port, we took a ship to get Pahawang island, it took about 1 our to get Pahawang by ship from last port.

tik..tok... after a hour , Voilaaaaa!!!! Welcome to pahawang island.
Sure, i don't want to wasting my time by lay in bed even i'm so sleepy. We take our stuff for snorkeling and take a ship to get first point to see how great pahawang is.. how to get Jakarta after this trip, you can repeat a step from end to start :D 

Argh, i can't wait to show you how's Pahawang... Check this picture guys!!
For other information, you reach me by my email mytrip.jember@gmail.com . Feel free to ask about Indonesia...
And please keep clean guys!!! 

Selamat Datang a.k.a Welcome

We can crossing a sands to get another island 

Finding nemo at a small Temple




It's time to say Good bye to Lampung

Bakauheni Port, before back to Jakarta
After saw a sunset 

Hi Patrick, where's spongebob ?


 Thanks Go Pro Hero 4, You make my holiday awesome!!



My Thumb for you, Pahawang

0 komentar:

Error when Add pst

7/20/2015 To Live, To Travel 0 Comments

If you get error " An error occured, error code: 0x80070002 " in outlook 2010 , please follow this step :

open regedit.ext using cmd, and go to this folder
HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Office\14.0\Outlook


0 komentar:

First Timer Trip Gunung Papandayan

7/20/2015 To Live, To Travel 0 Comments

    Semua ini bermula dari dibuatnya resolusi yang kita buat diawal tahun untuk setahun tersebut. Yap, dan salah satu resolusi saya tahun ini adalah menghampiri minimal 3 gunung yang ada di Indonesia.
Puji Tuhan, gunung pertama yang saya datangin adalah gunung Papandayan.. Gunung yang terletak di Garut, Jawa barat ini sangat mudah dijangkau menggunakan transportasi yang ada. 

    Karena saya berdomisili di Jakarta, maka untuk mencapai Garut, saya memilih untuk menaiki Bus AC ekonomi dari Terminal Kampung Rambutan dengan membayar  (+-) Rp.50.000,- .
Setelah menempus perjalanan sekitar 4-5jam (jika tidak macet) saya dan rombongan pun sampai di terminal Guntur. Di terminal Guntur, kami berisitirahat sebentar, mengingat kami belum makan malam. Sembari makan malam, teman-teman saya pun mencoba berkenalan dan berbaur dengan pendaki lain yang akan ke Papandayan juga. Disitu, kami bertemu dengan rombongan dari UIN Jakarta. Setelah dihitung, ternyata jumlah mereka adalah satu setengah isi mobil angkot yang akan membawa mereka ke terminal Cisurupan. 
Ini adalah kesempatan bagus bagi kami untuk masuk ke rombongan mereka dan menumpang di angkot yang mereka carter. Untung di kami dan untung di mereka ( dari segi bayar angkotnya jadi lebih murah) (+-) Rp.18.00,- .

    Setelah 1 jam perjalanan, kami pun sampai di Terminal Cisurupan. Dari terminal ini, butuh waktu sekitar kurang lebih 1 jam perjalanan lagi untuk sampai di pos registrasi gunung Papandayan. Setelah melakukan proses registrasi yang tida rumit ( menyerahkan foto copy KTP dan membayar uang registrasi ).

    Setelah proses registrasi selesai, kami pun melanjukan perjalanan ke tempat dimana kami akan membangun tenda kami. Selama perjalanan, kami disguhi oleh pemandangan yang luar biasa. Selalu saja ada sesuatu yang membuat saya berkata 'How great is our GOD' . Tracking yang dilalui tidak terlalu buruk... Kami sesekali diberikan bonus jalan yang landai. Seperti kehidupan kita, ada turunan, ada tanjakan untuk mencapai sebuah tujuan.

    Akhirnya, setelah registrasi lagi di pos kedua, kami pun memilih untuk membangun tenda di pondok Salada.
Oh ya, untuk tracking naik dan turun, kami memilih jalan yang berbeda. Saya kurang tau pasit jalur apa yang kami lewati ketika berangkat, tapi ketika turun, kami melewati pinggir kawah dengan tracking bebatuan dan melewati hutan mati.
 Sekedar mengingatkan, alangkah baiknya jika kita tidak merusak lingkungan yang ada. Contoh nya :
1. Tidak membuang samnpah sembarangan
2. Tidak coret-coret
3. Tidak memetik bunga edelweis.

(Percayalah, abadinya cinta mu tidak berdasarkan seberapa banyak bunga edelweis yang kamu ambil)

Tracking naik
Tracking Turun





0 komentar:

Trip To Banyuwangi

4/29/2015 To Live, To Travel 0 Comments


Trip ini dimulai dari kota Jember.. Dari Jember, banyuwangi dapat ditempuh menggunakan kereta Api dengan lama perjalanan hanya kurang lebih 3jam. Harga tiket yang ditawarkan juga cukup murah yaitu Rp.50.000,- (harga per bulan maret 2015)

Tujuan saya kali ini adalah Kawah Ijen, dan Green Bay (Teluk Hijau).Untuk mencapai ijen, kami memilih berhenti distasiun Karang Asem. Setelah sampai dikarang asem, kami pun menghubungi seseorang yang sudah kami hubungi sebelumnya, Helmi namanya. Untuk penginapan, kami memesannya ke Helmi.. Dengan tarif perkamar paling mahal Rp. 125.000 . Fasilitas yang kami dapat kan adalah kamar dan kipas angin. Kami juga merental sepeda motor dari mas Helmi. Tarif penyewaan motor perhari adalah Rp.75.000.

Kami berangkat dari Jember pukul 12.00 dan sampai di Karang Asem sekitar jam 15.00 . Sesuai estimasi, perjalanan menggunakan kereta api ditempuh dengan waktu 3Jam. Setelah bertemu dengan helmi, dan melihat kamar yang akan kami tempati, selanjutnya kami bergegas mandi dan keluar mencari makan.

    Ditengah perjalanan mencari makan, kami melihat sekerumunan orang yang sedang antri untuk membeli makanan. Didepan gerobak sederhana yang dipenuhi antrian tersebut terpasang spanduk yang bertuliskan 'Nasi Tempong Mak Ndut' . Kami pun memutuskan untuk memilih nasi Tempong segabai makan malam kami. Nasi Tempong adalah nasi khas Banyuwangi yang berisikan beberapa macam sayuran yang di rebus, tahu & tempe goreng, ikan asin, pergedel jagung, lauk pilihan, dan tentunya sambal pedas yang merupakan pelopor nama nasi tempong ini, Disebut nasi Tempong karena sambal pedasnya membuat kita berasa di Tempong (tampar/pukul). Harganya juga relatif murah. Untuk mendapatkan 2 porsi nasi dengan pilihan lauk 'Dendeng ikan' dan telur mata sapi, kami hanya perlu merogoh kantong sebesar Rp. 18.000 .

        Setelah selesai makan malam, kami langsung bergegas ke Alun-alun kota Banyuwangi. Beruntungnya kami, kami bisa melihat festival buah Nusantara yang sedang digelar di Alun-alun tersebut, Festifal yang sangat bagus untuk mengajak masyarakat mengkonsumi buah Nusantara, Karena buah lokal tidak kalah dengan buah-buah dari luar negri.

                                    

    Mengingat sudah jam 8 malam, kami pun kembali ke penginapan dan memutuskan untuk tidur lebih awal karena kami akan naik ke Kawah Ijen pada pukul 12 malam.
Tidur/ istirahat yang cukup sangatlah penitng sebelum mendaki ke Kawah Ijen.
Pada pukul 12 malam, kami pun sudah bersiap untuk naik ke Kawah Ijen. Sebelum sampai ke kawah, kita harus registrasi terlebih dahulu di Pos Pal Tuding. Untuk mencapai pos Pal Tuding, kami menggunakan motor dan perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 2jam perjalanan. Beruntungnya lagi, kami tidak sendirian.. Kami mendapatkan teman (rombongan lain) untuk berangkat sama-sama dari penginapan.

Jangan lupa, gunakan kaos kaki, celana yang tebal, jaket tebal, kupluk, dan bawalah masker. Sesampainya di Pal Tuding sekitar jam 2.00 pagi, kami membayar karcis masuk dan biaya parkir kendaraan bermotor. Harga karcis untuk masuk ke pendakian Ijen relatif murah, sekitar Rp. 10.000 untuk wisatawan lokal.

Pendakian pun dimulai, tidak ada pemandangan apapun yang bisa kita lihat sebelum pada akhirnya kita sampai di kawah Ijen. Butuh kesabaran dan kekuatan ekstra untuk mencapai kawah, karena jalannya yang jarang sekali landai, dan banyak bebatuan. Setelah lelah berjalan, sampailah kami di kawah ijen. Berhubung masih gelap, kami pun menemukan keberuntungan kami lainnya, BLUE FIRE. Kondisi kawah memang kurang bagus, tapi kami tetap bisa melihat BLUE FIRE yang katanya hanya ada 2 di dunia (Yap, slaah satunya di kawah ijen). Sebagian orang mendekati lokasi blue fire tersebut tapi kami tidak mau mengambil resiko, dan tetap berada sekitar 100m dari blue fire tersebut.

Perlahan pagi matahari pun datang, dan kita bisa melihat Kawah dengan sangat jelas, seperti yang biasa kita lihat dari pesawat udara yang melintasi kawah ini. Sungguh luar biasa karya Tuhan.
Kami pun terkesima melihat indahnya kawah ijen yang perlahan mulai jelas terlihat dan sesekali tertutup oleh asap sulfurnya. Selama perjalanan menuju ke Ijen dan kembali ke Pal Tuding kita aka menemukan banyak sekali para penambang sulfur yang kuat, tidak kenal lelah, dan pantang menyerah mengarungi tebing-tebing dan jalan yang menanjak untuk mendapatkan sulfur demi menafkahi keluarga mereka. Terkadang mereka menjual sulfur yang sudah dicetak berbagai betuk kecil dengan harga Rp. 5.000. Sangat tidak ada salahnya jika kita membantu mereka. Bukan dengan cara ikut memikul sulfur, tapi belilah sulfur yang telah dicetak tersebut. Jika anda membelinya dengan niat membantu, walaupun anda tidak membutuhkan itu, percaya, Tuhan yang akan menggantikan uang anda lebih dari nilai yang anda pakai untuk membeli dagangan mereka :)

Blue Fire!



Penambang sulfur yang sehari-harinya membawa kurang lebih 80-100kg dalam sekali angkut!


Ketika kamu mendaki gunung, buang semua ego mu, buang semua kesombongan mu. Dan coba sejenak merenungkan semua berkat Tuhan yang belum sempat kita syukuri, betapa luar biasanya karya Tuhan. Dan pulanglah dengan kerendahan hatimu :)

Salam !!
Traveler.




0 komentar:

Trip to Jember Pantai Papuma

4/22/2015 To Live, To Travel 0 Comments

    Setelah lama tidak menulis, akhirnya saya kembali lagi dengan keinginan berbagi pengalaman backpack melalui tulisan ini.

    Kota yang akan saya bahas kali ini adalah kota yang berada di Timur Jawa yaitu Jember.
Mungkin belum banyak yang tau tentang kota mungil ini, dan juga belum tau keindahan-keindahan yang dimiliki kota nan ramah ini.

    Saya adalah seorang 'kuli' di IT dan bekerja di Jakarta, perjalanan ke Jember itu diawali oleh Ijazah yang harus diambil di Jember. Sebelum berangkat ke Jember, saya terlebih dahulu mencari referensi tempat-tempat yg bagus di Jember dan juga memesan tiket Kereta tentunya.
Sebenarnya Jember bisa dijangkau dengan pesawat, tapi karena budget yg minim dan ala 'bakcpack' , maka dari itu saya memutuskan menggunakan kereta.

    Kali ini saya memilih menggunakan kereta dengan pilihan trip JKT - JOGJA , JOGJA-JEMBER. 
Untuk harga tiket JKT-JOGJA saya dapat dengan harga Rp.50.000 (bulan pembelian : maret 2015) dibeli online dan bearangkat dari stasiun Pasar Senen.
Sesampainya di Jogja, kami sarapan dan menunggu sekitar 1 jam 45 menit untuk melanjutkan perjalanan ke Jember menggunakan kereta api Logawa dengan harga tiket Rp.50.000 saja. JKT-JOGJA memakan waktu kurang lebih 8 jam, sedangkan perjalanan JOGJA-JEMBER memakan waktu kurang lebih 10 jam.
Yap, saya membutuhkan waktu hampir satu hari untuk sampai ke Jember.

    Sesampainya di stasiun Jember pada pukul 18.45 , kita akan di sambut meriah dengan kehadiran para tukang ojek dan tukang becak. Tapi, karena sebelumnya kami sudah mencari referensi tempat menginap,dll, maka kami memutuskan menuju penginapan dengan berjalan kaki menyusuri daerah sekitar stasiun.

    Tidak jauh dari stasiun, kita bisa menemukan beberapa hotel. Kali ini kami memilih hotel Nusantara yang tidak terlalu mahal dan lokasinya sangat strategis. Untuk harga paling mahal di hotel ini hanya di bandrol dengan harga Rp.85.000 bisamuat untuk 2 orang (kalau mau sempit-sempitan bisa 3 orang :D )
    Berhubung kami tiba di Jember pada malam hari, dan perut sudah tidak bisa kompromi, akhirnya kami memutuskan untuk menikmati kota Jember di hari pertama dengan berkeliling alun-alun. Letak alun-alun ini hanya sekitar 7 menit dari hotel tempat kami bermalam. Di sebuah sudut jalan dekat alun-alun, kita bisa menemukan berbagai macam makanan dan hiburan untuk anak-anak seperti odong-odong dan mancing 'ikan' plastik. Buat yg suka makan mungkin anda bisa mencoba 'sate bekicot'. :D

    Esok harinya, kami langsung menuju ke Bank dan mengurus Ijazah yang menjadi tujuan kami menyambangi kota ini. Setelah semua urusan selesai kami membuat kesepakatan untuk mengunjungi Watu Ulo dan Pantai Papuma (Pasir Putih Malican). Agak sedikit mahal untuk bisa sampai ketempat ini karena angkot yang sangat jarang atau bisa dibilang tidak ada.

    Untuk mencapai tempat tersebut, kami menggunakan angkot / oplet yang di sebut LIN dari alun-alun ke terminal Tawang Alun, untung biaya angkot nya sekitar Rp.10.000. Di Tawang Alun, kami ditawari untuk menggunakan jasa ojek. Harga yang kami sepakati untuk ojek ini pun terbilang agak sedikit mahal, yaitu Rp. 150.000 (PP dari tawang alun, watu ulo,papuma, dan kembali ke penginapan). Untuk tiket masuknya sendiri, ke Watu Ulo anda harus membayar Rp. 7.500 sedangkan Papuma, anda harus membayar Rp. 15.000.

    Saran saya, sebaiknya anda mengunjungi Watu Ulo terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan Pantai Pamuma. Sepanjang jalan dari Watu Ulo ke Papuma dilalui dengan tracking menanjak, karena Papuma ada sebuah pantai di balik Gunung/Bukit.
Untuk yang lapar, tidak usah khawatir. Dan untuk yang capek, tidak usah panik :p
Anda bisa memesan nasi pecel (biar hemat) dan sambil beristirahat di pendopo yang disediakan oleh para pedagang.
Pantai Papuma



Nasi Pecel 
Mengangkat Perahu ke Pinggir Pantai






Rician Cost :

Tanggal Jam  Kegiatan Cost Note
28-Mar 22:00 SENEN - LEMPUYANGAN 61 Kereta Api
29-Mar 7:00 Sampai di Jogja
Sarapan soto 10
8:45 LEMPUYANGAN - JEMBER 53
18:45 Sampai d Jember
19:00 Penginapan 170 85/night
Makan Malam 20
30-Mar 10:00 Angkot dari Alun alun ke Tawang Alung 10
Ojek dari Tawang Alun ke Papuma 150 PP
Tiket masuk Watu Ulo 7,5
Tiekt masuk Papuma 15
Nasi pecel 12
31-Mar Becak ke Lumintu 20 Bisa naik angkot
dari Alun-alun
jurusan Tawang Alun
Nasi Gudeg Lumintu 15
Kembali ke penginapan 5 angkot ke arah
 alun-alun
12:51 Berangkat ke Karang Asem (Banyuwangi) 50
Total 591

0 komentar: